.

lcd service

  • Transistor IGBT CT40KM8H

    Apakah yang dimaksud dengan IGBT?

    Mungkin buat teman-teman yang sekolah/kuliah di bidang teknik elektronika pernah mendengar yang namanya IGBT. Hanya pernah mendengar saja, mempelajari sekilas, tanpa pernah melihatnya langsung, menggunakan dalam praktek atau mengaplikasikan dalam sebuah rangkaian. Kalau ya? berarti anda senasib dengan saya, sewaktu saya duduk di bangku Sekolah Teknik Menengah 3 tahun lalu. Mungkin karena komponen ini jarang dipakai di peralatan elektronik rumah tangga seperti Radio, TV, DVD, amplifier, dll sehingga komponen ini kurang dibahas di sekolah, toh kalau mau dibahas barangnya juga tidak ada. Tapi setelah saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang reparasi elektronika industri (alat/mesin elektronika yang dipakai di pabrik) baru sadar betapa pentingnya
    komponen ini. Sebab IGBT adalah komponen utama yang digunakan untuk AC drive, seperti Inverter, VSD, servo drive, vector drive, stepper drive, bahkan sebagian besar power supply switching menggunakan komponen ini.
    Jadi disini saya mencoba untuk berbagi menjelaskan apa yang dimaksud dengan IGBT. Tapi perlu saya tekankan sebelumnya bahwa saya hanya menjelaskan berdasarkan pengalaman selama bekerja. Jadi mungkin tidak akan sedetail seperti apa yang dijelaskan dalam buku elektronika. Meskipun tidak menutup kemungkinan kalau yang dijelaskan disini tidak ada dalam buku.
    IGBT merupakan singkatan dari Insulated Gate Bipolar Transistor. Dari sini dapat kita ketahui bahwa IGBT merupakan salah satu jenis Transistor. Bedanya dengan transistor, IGBT memiliki impedansi input yang sangat tinggi sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya (atau sering disebut rangkaian driver). Kemudian disisi output, IGBT memiliki tahanan(Roff) yang sangat besar pada saat tidak menghantar, sehingga arus bocor sangat kecil. Sebaliknya pada saat menghantar, tahanan pensaklaran (Ron) sangat kecil, mengakibatkan tegangan jatuh (voltage drop) lebih kecil daripada transistor pada umumnya. Disamping itu, IGBT memiliki kecepatan pensaklaran/frekuensi kerja yang lebih tinggi dibanding transistor lainnya. Oleh sebab itulah mengapa IGBT sering digunakan dalam drive(alat penggerak motor) yang membutuhkan arus yang besar dan beroperasi di tegangan tinggi, karena memiliki efisiensi yang lebih baik dibanding jenis transistor lainnya.
    Selain memiliki kelebihan seperti diatas, IGBT juga memiliki kekurangan. Diantaranya, harganya lebih mahal dibanding transistor biasa, sehingga jarang dipakai dalam alat elektronika rumah tangga, seperti Amplifier. Toh amplifier tidak butuh komponen dengan spek setinggi itu(frekuensi kerja tinggi, sebab hanya diaplikasikan untuk audio dengan frekuensi rendah 20Hz-20kHz, tegangan kerja juga kecil, sedang untuk masalah arus bocor, tidak masalah, toh yang dipakai juga tidak besar sekali). Berbeda dengan drive penggerak motor listrik yang membutuhkan arus besar hingga ratusan bahkan ribuan ampere. Selain itu IGBT juga rentan rusak pada saat standby(tidak menghantar) apabila tegangan pengendali (tegangan antara gate dengan source/emitor) hilang(=0v), maka IGBT bisa jebol/short. Oleh sebab itu meskipun sedang tidak bekerja/menghantar input/gate IGBT harus diberi tegangan standby sekitar 2-15V tergantung spesifikasi IGBT.
    Untuk jumlah kaki pada dasarnya memiliki jumlah kaki sama dengan transistor yakni 3. Terdiri dari gate, di transistor disebut basis, lalu drain atau sering disebut collector pada transistor, dan terakhir source atau sering disebut emitor. Seperti gambar di atas, yang pertama IGBT sedang yang kedua transistor yang biasa kita temui.
    IGBT memiliki 2 type, kalau di transistor ada NPN dan PNP, maka di IGBT ada tipe N dan tipe P. Sebagaimana gambar dibawah.
    Selain dalam bentuk satuan IGBT juga sering dibentuk dalam 1 pack berisi 2,3,6,12 biji. Sehingga memudahkan dalam pemasangan/tidak perlu repot memasang satu per satu, serta irit tempat, karena lebih kecil dibanding harus memasang secara per biji. Seperti gambar dibawah ini  
    IGBT isi 12
    IGBT isi 2
    Lalu untuk pengecekannya bagaimana? Untuk pengecekannya dapat kita gunakan multimeter analog. Sedikit berbeda dengan mengecek transistor, kalau di transistor ada 2 arah dioda, yakni antara basis terhadap emitor dan basis terhadap collector, di  IGBT tidak ada. Seperti yang kita lihat pada symbol paling atas, antara gate terhadap drain dan source terdapat penyekat atau insulated. Meskipun demikian, di IGBT kalau kita ukur pakai multimeter tetap ada arah diodanya karena antara source dan drain ada dioda pengaman, apabila drain terhadap source dibolak balik short, berarti IGBT rusak. Sedang untuk mengetes kemampuan pensaklarannya(bias pada transistor, peng-gate-an pada IGBT) dapat kita gunakan multimeter analog dengan posisi ohmmeter x10K. Setelah kita ketahui arah dioda antara drain dan source(forward), kita balik posisi probe(jika sebelumnya drain dapat merah dan source dapat hitam, kita balik drain dapat hitam, source dapat merah). Lalu kalau jarum pada multimeter tidak menyimpang(menunjuk nilai tak terhingga) berarti OK
    . Kalau menunjuk nilai tertentu coba pindahkan sebentar probe pada source(merah) ke pin gate lalu kembalikan lagi ke source dengan kondisi probe satunya lagi masih menempel di pin drain, lalu lihat jarum multimeter, kalau menunjuk nilai tak terhingga(tidak menyimpang) berarti Ok, kalau masih menyimpang berarti bocor. Apabila bagus coba kita tes gate, masih pada posisi probe awal(posisi reverse arah dioda source-drain) kita pindah sebentar probe hitam pada drain ke gate lalu kita kembalikan lagi ke drain dimana probe merah masih menempel pada source, apabila jarum menyimpang mengarah ke 0 ohm berarti OK, dan perlu diketahui bahwa meskipun kita melepas semua probe lalu ditempelkan lagi, posisi jarum menyimpan ini akan terus bertahan. Lalu cara untuk mengembalikan ke posisi tak terhingga(mengkosongkan) dengan cara memindah sebentar probe merah pada source ke gate, maka akan kita dapatkan jarum menunjuk ke nilai tak terhingga lagi.

     

    Transistor IGBT CT40KM8H


    Transistor type ini biasa kita temukan pada rangkaian sistem lampu flash foto, kegunaannya adalah sebagai switch . Transistor ini mempunyai waktu kerja yaitu 5000 kali pakai, makanya setelah sampai waktunya transistor ini akan rusak. Kalau kita perhatikan dari bentuknya Transistor ini hampir sama seperti transistor pada umumnya, cuma kalau mau dilihat dari daya kerjanya ?? wow fantastis coba saja dilihat datasheetnya di :
    http://html.alldatasheet.com/html-pdf/111575/RENESAS/CT40KM-8H/296/1/CT40KM-8H.html


    Bagaimana cara mengetahui bahwa Transistor ini masih dalam kondisi baik ??? Cara pengukuran sebenarnya hampir sama yaitu seperti kita mengukur transistor type Fet. Cuma ada perbedaan sedikit yaitu batas ukur multitester mesti kita gunakan 10K nantinya akan terukur seperti kita mengukur Dioda. Pin Transistor IGBT CT40KM8H adalah :


    1 Gate dari kiri
    2 Collector tengah
    3 Emitter sebelah kanan

    Hubungkan prob hitam di kaki Emitter dan prob merah di kaki Collector nantinya akan kita lihat hasil pengukuran seperti kita mengukur Dioda, untuk kaki Gate sama sekali tidak terukur. Apabila Transistor ini rusak maka akan terukur bolak-balik.

                               Mengukur komponen tanpa melepas dari pcb

    banyak para tehnisi elektronik yg harus melepas terlebh dahulu komponen yang hendak di ukur..dari pcb..wah .wah ini benar2 merepot kan bayangkan dalam tiap blok rangkaian tv aja ada ratusan komponen..apakah harus di cabut satu persatu untuk mengetahui komponen mana yang rusak? di sini akan saya berikan tips bagai mana cara mengukur nya..tips ini cuma buat yg mash awam saja buat yg uda master mhn di tambh tips yg lain.

    1.mengukur resistor. untuk mengetahui resistor mana yang putus atau melar tahanan nya.ambil avo meter..sebelum nya baca dulu kode warna nya misal kan terbaca 1k baru siap kt ukur resitor tsb.tempel kan pada masing2 kaki resitor tsb.skala avo10x apa bila hasil pengukuran di bawah 1k atau pas 1k misal 900 ohm.berarti resistor tersebut sudah pasti bagus.dan apa bila hasil pengukuran di atas 1k. resistor rusak.ingat resistr tak perlu di copot.simple kan.cara pengukuran di bolak balik..

    2.mengukur transistor. cara nya hampir sama cuma di sini kita harus tau kaki B E C tempel kan pencolok avo meter hitam atau merah ke kaki B.lalu yang lain ke E dan C. lihat hasil pengukuran seberapa jauh jarum menyimpang .lalu bandingkan dengan pengukuran dgn cara di balik.apa bila simpangan jarum tidk sama dgn pengukuran pertama.kemungkinan besar transistor bagus.tapi kalau hasil nya sama atau jarum mentok berarti tr rusak.jangan lupa ukur C dan E nya juga.dan ingat tak perlu melepas nya dari pcb..repot...nah apa bila ada kejangalan dalam pengukuran barulah kita copot.

    Cara Membaca Resistor SMD

    Resistor SMD bukanlah barang langka lagi, sebab saat ini kita sering menemuinya. Di rangkaian handphone, DVD, MP3 player, tv, mini compo, bahkan alat elektronika industri sudah duluan menggunakannya, seperti VSD(variable speed drive) atau inverter, monitor touchpanel, PLC, servopack, power supply, termasuk alat tester semacam multimeter digital dan fluke meter. Karena dengan menggunakannya, rangkaian menjadi lebih simple, murah, dan efisien. Sebab selain ukuran komponennya memang lebih kecil, pemasangannya juga lebih gampang dan dapat dipasang dual layer secara berhadapan.
    Sebelum lanjut ke cara pembacaan, baiknya kita ulas singkat tentang
    resistor SMD itu sendiri. SMD merupakan singkatan dari surface mounted device, yang kurang lebih artinya komponen yang menempel di permukaan sisi solder. Berbeda dengan resistor biasa yang memiliki kaki dimana komponen berada disisi sebaliknya dari bidang solder, hanya kakinya saja yang menembus PCB dan terkena timah solder. Ada 2 bentuk resistor SMD yang sering digunakan, kotak dan silinder. Bentuk silinder hampir sama dengan resistor biasa hanya saja bentuknya lebih kecil dan tidak memiliki kaki, untuk cara membacanya sama seperti resistor biasa menggunakan pita warna.
    Resistor SMD bentuk kotak, memiliki beberapa teknik cara membaca kodenya. Diantaranya:
    1. Teknik 3 digit, dimana digit 1 dan 2 mewakili nilai resistansi sedang digit ketiga mewakili nilai pangkat 10. Sebagai contoh gambar paling atas tertulis 213; terbaca 21kΩ didapat dari 21x103 = 21x1000= 21000Ω atau 21kΩ, tapi ada juga yang memakai kode ini: 2R2; terbaca 2,2Ω. Selain itu ada juga kode 068; artinya 0,068Ω. Resistor jenis ini memiliki toleransi 5%.
    2. Teknik 4 digit, dimana digit 1, 2 dan 3 mewakili nilai resistansi sedang digit terakhir/digit 4 mewakili nilai pangkat 10. Sebagaimana teknik 3 digit kalau tercetak 1001; berarti 100x101 = 100x10=1000Ω atau 1kΩ. Ada juga yang tercetak R156; berarti bernilai 0,156Ω. Resistor ini memiliki toleransi 1%.
    3. Teknik EIA-96, terdiri 3 digit hanya saja cara membacanya memerlukan tabel kode. Dimana digit 1 dan 2 merupakan kode nilai resistansi sedang digit 3 merupakan kode faktor pengali. Tabel kodenya sebagai berikut:
    Tabel Kode Nilai Resistansi
    Kode Nilai
    Kode Nilai
    Kode Nilai
    Code Value
    Code Value
    Code Value
    01 100 17 147 33 215 49 316 65 464 81 681
    02 102 18 150 34 221 50 324 66 475 82 698
    03 105 19 154 35 226 51 332 67 487 83 715
    04 107 20 158 36 232 52 340 68 499 84 732
    05 110 21 162 37 237 53 348 69 511 85 750
    06 113 22 165 38 243 54 357 70 523 86 768
    07 115 23 169 39 249 55 365 71 536 87 787
    08 118 24 174 40 255 56 374 72 549 88 806
    09 121 25 178 41 261 57 383 73 562 89 825
    10 124 26 182 42 237 58 392 74 576 90 845
    11 127 27 187 43 274 59 402 75 590 91 866
    12 130 28 191 44 280 60 412 76 604 92 887
    13 133 29 196 45 287 61 422 77 619 93 909
    14 137 30 200 46 294 62 432 78 634 94 931
    15 140 31 205 47 301 63 442 79 649 95 953
    16 143 32 210 48 309 64 453 80 665 96
    Tabel kode Faktor Pengali


    Huruf
    Faktor Pengali
    A
    1
    B atau H
    10
    C
    100
    D
    1000
    E
    10000
    F
    100000
    Z
    0.001
    Y atau R
    0.01
    X atau S
    0.1
     
    Contoh:
    • 01A = 100x1 = 100Ω
    • 38C = 243x100 = 24300Ω atau 24k3Ω
    • 95Z = 953x0.001 = 0.953Ω
    Lalu untuk mengetahui dayanya (watt) bagaimana?
    Caranya dengan mengukur ukuran resistor SMD tersebut lalu dicocokan dengan tabel dibawah:
    Jenis Ukuran
    Panjang(mm)
    Lebar(mm)
    Daya(watt)
    01005
    0.4
    0.2
    0.031
    0201
    0.6
    0.3
    0.05
    0402
    1.0
    0.5
    0.062
    0503
    1.27
    0.75
    0.063
    0603
    1.6
    0.8
    0.1
    0805
    2.0
    1.25
    0.125
    1005
    2.55
    1.25
    0.125
    1206
    3.2
    1.6
    0.25
    1210
    3.2
    2.6
    0.5
    1812
    4.5
    3.2
    0.75
    2010
    5.08
    2.55
    0.75
    2512
    6.5
    3.25
    1.0
      Selain itu ada juga jenis resistor SMD yang nilai resistansi langsung tercetak tanpa perlu pengartian kode. Seperti gambar berikut:
    Lalu untuk Resistor SMD bentuk silinder, atau MELF (Metal Electrode Leadless Face) memiliki cara tersendiri dalam menentukan besar daya (watt). Caranya menggunakan standar MELF sendiri, yang juga dipakai sebagai standar penentuan daya dioda SMD.
    Yakni:
    • MicroMelf (MMU) Jenis Ukuran 0102: panjang: 2.2 mm, diameter.: 1.1 mm = 0.2 to 0.3 watt
    • MiniMelf (MMA) Jenis Ukuran 0204: panjang: 3.6 mm, diameter: :1.4 mm = 0.25 to 0.4 watt
    • Melf (MMB) Jenis Ukuran 0207: panjang: 5.8 mm, diameter.: 2.2 mm = 0.4 to 1 watt
    Disarikan dari berbagai sumber termasuk wikipedia.org

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More